Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
VIEWS: 2349
Published: 2007-03-24

Hubungan Jarak Pemasangan Terapi Intravena Dari Persendian Terhadap Waktu Terjadinya Flebitis

balutan cairan jarak pemasangan terapi intravena

Abstract

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan jarak pemasangan terapi intravena dari persendian dengan waktu terjadinya flebitis. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kohort prospektif dengan lama pengamatan 72 jam. Sampel yang diambil berjumlah 120 responden. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah survival analysis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin jauh jarak pemasangan terapi intravena dari persendian maka risiko untuk terjadi flebitis akan semakin meningkat. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya fiksasi dan dekatnya persambungan selang kanul dengan persendian lainnya. Faktor lain yang akan meningkatkan risiko terjadinya flebitis adalah cairan dengan osmolalitas tinggi dan pemakaian balutan konvensional. Hal utama yang direkomendasikan dari penelitian ini adalah pemasangan terapi intravena sebaiknya berjarak minimal 3-7 cm dari persendian serta diperlukan penelitian lanjutan di mana jumlah sampel dan desain yang lebih baik diterapkan.

 

Abstract

This research aimed to identify the relationship between the distance vein puncture site from joint and survival rate of phlebitis. This research used cohort design with 72 hour observation. The size sample of this research was 120 respondents. Analysis methods which using in this research was survival analysis. The conclusions of this research are the distance vein puncture which far joint can increase phlebitis probability, osmolality and types of dressing can increase phlebitis probability too. The recommendations of this research are the inserting of infusion therapy is minimum 3-7 cm from joint and use the modern dressing. Besides that, the research have been recommending the next research which is using better design and bigger samples size.

References

  1. Angeles, T. (1997). How to prevent phlebitis. Nursing 97. Vol.27:1
  2. Craven, R. F. & Hirnle, C.J. (2006). Fundamentals of nursing: Human health & function. (3rd ed.). Philladelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
  3. Kleinbaum, D.G. (1996). Survival analysis: A self learning text. New York: Springer-Verlag
  4. Kozier, B., Erb, G. Berman, A. J. & Burke, K. (2000). Fundamentals of nursing . (sixth edition). St. Louis: Mosby
  5. Lanbeck, P., Odenholt, I., & Paulsen, O. (2002). Antibiotics differ in their tendency to cause infusion phlebitis: A prospective observational study. Scand Journal Infect. Dis. Vol. 34:7. Hal. 512-9
  6. Lanbeck, P. Odenholt, & I. Paulsen, O. (2003). Dicloxacillin: A higher risk than cloxacillin for infusion flebitis. Scand Journal Infect. Dis. Vol. 35:6-7. hal. 347-400
  7. Murti, B. (1997). Prinsip dan metode riset epidemiologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
  8. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2001). Clinical nursing skills & techniques. (third edition). St. louis: The C.V. Mosby Company
  9. Pujasari, H & Sumarwati, M. (2002). Angka kejadian flebitis dan tingkat keparahannya di ruang penyakit dalam di sebuah rumah sakit di Jakarta. Jurnal Keperawatan Indonesia. Vol 6(1), hal 1-5
  10. Stevens & Anderson. The practice of intravenous therapy improved through research utilization. Diambil dari www.google.com pada 2 Juli 2003.
  11. Workman, B. (1999). Peripheral intravenous therapy management. Nursing standard. Vol. 14: 4, hal 53-60

How to Cite

Gayatri, D., & Handiyani, H. (2007). Hubungan Jarak Pemasangan Terapi Intravena Dari Persendian Terhadap Waktu Terjadinya Flebitis. Jurnal Keperawatan Indonesia, 11(1), 1–5. https://doi.org/10.7454/jki.v11i1.178