Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
VIEWS: 589
Published: 2008-11-24

Peningkatan Kepuasan Kerja Perawat Melalui Kebijakan dan Motivasi

kebijakan supervisi motivasi kepuasan kerja

Abstract

Abstrak

Kebijakan, supervisi dan motivasi adalah sebagian dari faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional untuk mengetahui hubungan kebijakan, supervisi, dan motivasi dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di salah satu rumah sakit di Jawa Timur. Penentuan sampel yaitu total populasi sejumlah 146 perawat. Berdasarkan hasil uji univariat didapatkan sebagian besar perawat mempunyai persepsi tidak baik tentang kebijakan, supervisi, dan mempunyai persepsi baik tentang motivasi, dan puas dalam pekerjaannya. Hasil regresi logistik didapatkan motivasi merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kepuasan kerja perawat (OR 11,688; p= 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa perawat yang mendapat motivasi akan puas 12 kali dibandingkan perawat yang tidak mendapatkan motivasi oleh manajer keperawatan, sedangkan kebijakan merupakan variabel kedua yang berhungan dengan kepuasan kerja (OR 2,436;p=0,017). Peneliti menyimpulkan bahwa motivasi dan kebijakan merupakan variabel yang dapat menjelaskan kepuasan kerja. Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang telah ditetapkan secara periodik dan ada sosialisasi apabila ada kebijakan baru.

 

Abstract

Regulation, supervision system, and motivation are several factors which affected nurse’s satisfaction. This study used cross sectional design to identify the relationship between regulation, supervision system, and motivation with the work satisfaction of the associate nurse at one of the hospitals in East Java. The sample taken was the total population of was 146 nurses. Based on univariate analysis, it was known that most of the nurses had positive perception toward the regulation, supervision system, and motivation; more over they were also satisfied with their work. The regression logistic result showed that motivation was the most related variable with the work satisfaction of the nurses (OR 11.688; p= 0.000). This condition showed that the nurse who got motivation to work would gain 12 times of satisfaction level compared with the nurse who was not motivated by the nurse manager. Meanwhile, regulation was the second highlyrelated variable with the work satisfaction (OR 2.436; p= 0.017). The researcher concluded that motivation and regulation were the variables which could explain the work satisfaction. Based on this research, it was recommended to conduct the evaluation toward the current regulation periodically and socialize for the new regulation.

References

  1. Asnawi. (2000). Aplikasi psikologi dalam manajemen sumber daya manusia (Cetakan I). Jakarta: Pusgrafin.
  2. Azwar, A. (1996). Pengantar administrasi kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.
  3. Debora. (2007). Pengaruh prmberdayaan kerja dan psikologis terhadap kepercayaan organisasional dan kepuasan kerja dosen tetap perguruan tinggi swasta. Diperoleh dari http://www.petra.ac.id/puslit/journals/dir.php?DepartemenID=MAN.
  4. Ellis, J.R., & Hartley, C.L. (2000). Managing and coordinating nursing care (2nd ed). Philadelphia: W.B. Saunders Company.
  5. Gillies, D.A. (1994). Nursing management, system approach. Chicago: Lippincott Company.
  6. Hansten, R.I., & Washbun, M.J. (2001). Kecakapan pendelegasian klinis, pedoman untuk perawat. Jakarta: EGC.
  7. Huber, D. (2000). Leadership and nursing care management (2nd ed). Philadelphia: W.B. saunders Company.
  8. Maridi. (2006). Hubungan lingkungan kerja dan iklim organisasi dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi (Tesis, tidak dipublikasikan). Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
  9. Marquis, B.L., & Houston, C. J. (2003). Leadership roles and management function in nursing, Theory and application (4rd ed). Philadelpia: Lippincott.
  10. Nilvia, (2006). Identifikasi faktor-faktor kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Diperoleh dari http://diglib.itb.ac.id/gdl.php?
  11. Nursalam. (2002). Manajemen keperawatan, aplikasi dalam praktik keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
  12. Robbin, S. (2003). Perilaku organisasi (Edisi Indonesia). Jakarta: Indeks kelompok Gramedia.
  13. Saljan, M. (2006). Pengaruh pelatihan supervisi terhadap peningkatan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi (Tesis, tidak dipublikasikan). Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
  14. Siregar, D.D. (2006). Kepuasan kerja dan produktivitas. Diperoleh dari http://www./ppm.ac.id/index,php.
  15. Sumarsono, H. (2006). Program etika: Peran dan fungsi manajemen sumber daya manusia.. Jurnal Ilmiah ilmu sosial-humaniora, 3 (2), Juli 2006. Ponorogo: Universitas Muhammadiyah.
  16. Swansburg, R.C. (1995). Nursing staff development. Boston: Jones and Barlett Publisher.
  17. Wardhono. (2004). Tameng sekaligus senjata hadapi AFTA (Diskusi panel, makalah tidak dipublikasikan). Jakarta: Majelis Nasional KAHMI.
  18. Yulianto, H. (2005). Analisis pengaruh distributive justice terhadap turnover intention dengan kepuasan kerja sebagai variabel premediasi. Jurnal ilmiah ilmu sosial-humaniora, 2 (2), Juli 2005. Ponorogo: Universitas Muhammadiyah.

How to Cite

Purwaningsih, E., Yetti, K., & Ayubi, D. (2008). Peningkatan Kepuasan Kerja Perawat Melalui Kebijakan dan Motivasi. Jurnal Keperawatan Indonesia, 12(3), 154–160. https://doi.org/10.7454/jki.v12i3.215