Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
VIEWS: 340
Published: 2012-07-24

Pengalaman Mantan Penggunadalam Penyalahgunaan Napza Suntik

Poltekkes Depkes Palembang, Palembang 30126, Indonesia; Program Studi Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
fenomenologi mantan pengguna NAPZA suntik

Abstract

Kasus penyalahgunaan NAPZA khususnya NAPZA suntik mengalami peningkatan. Kecenderungan peningkatan tersebut
tercermin dalam peningkatan kasus NAPZA suntik di Kota Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan arti
dan makna pengalaman mantan pengguna dalam penyalahgunaan NAPZA suntik di Kota Palembang. Desain penelitian yang
digunakan yaitu fenomenologi deskriptif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Wawancara mendalam
digunakan dalam pengumpulan data. Hasil wawancara direkam menggunakan tape recorder, data diolah dalam bentuk transkrip
verbatim dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Penelitian menghasilkan sembilan tema sesuai tujuan khusus yaitu:
alasan menggunakan NAPZA suntik diklasifikasikan menjadi alas an pertama kali dan alasan tetap menggunakan; respon yang
timbul setelah menggunakan NAPZA suntik yaitu respon personal dan respon orangtua; persepsi terkait efek samping dan
bahaya yaitu mempunyai nilai lebih dan mempunyai dampak buruk; makna menggunakan NAPZA suntik yaitu makna selama
menggunakan dan makna setelah sembuh; dan harapan terhadap dukungan pihak terkait yaitu dukungan pihak kepolisian,
petugas kesehatan dan pemerintah daerah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penyalahgunaan NAPZA suntik merupakan
kebiasaan yang harus segera dicegah dan ditanggulangi sedini mungkin. Perawat spesialis komunitas sebagai salah satu tenaga
profesional dibidang kesehatan mempunyai peran dalam upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA yaitu upaya primer,
sekunder dan tertier.

References

  1. Alberti, R.E., & Emmons, M.L. (1977). Assertive- ness: innovation, explanations, issues, and impact. San Luis: Impact Publisher.
  2. Gordon, T. (2009). Menjadi orang tua efektif men- didik anak agar bertanggung jawab (Edisi 13). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  3. Gottman, J., & DeClaire, J. (2008). Mengembang- kan kecerdasan emosional anak (Edisi 1). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
  4. Hartono, A. (2009). Emotional quality parent- ing: Cara praktis menjadi orang tua pelatih emosi (Edisi 1). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  5. Hurlock, E. (2008). Perkembangan anak jilid 1 (Edisi 6). Jakarta: Erlangga : http://www.rae-ear.org/public/site/profileImage-617.pdf
  6. Ibung, D. S. (2008). Panduan praktis bagi orang- tua dalam memahami dan mendampingi anak usia 6-12 tahun (Edisi 1). Jakarta: Elex Media Komputindo.
  7. Purwandari, E., & Purwati. (2008). Character building: pengaruh pendidikan nilai terhadap kecerdasan emosi anak. Jurnal Penelitian Humaniora, 9 (1), 13–31.
  8. Ramadhani, S. (2008). The art of positive com-municating, mengasah potensi dan kepribadi- an positif pada anak melalui komunikasi positif (Edisi 1). Yogyakarta: Book Marks.
  9. Stuart, G.W., & Laraia, M.T. (2005). Principles and practice of psychiatric nursing (8th Ed.). St. Louis: Mosby, Inc.
  10. Shapiro, M., Parush, S., Green, M., & Roth, D. (1997). The efficacy of the ‘Snoezelen’ in the management of children with mental retardation who exhibit maladaptive behaviours. British Journal of Developmental Disabilities, 43, 140–155.
  11. Townsend, M.C. (2009). Psychiatric mental health nursing: Concepts of care in evidence-based practice (6th Ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company.

How to Cite

Santoso, B., Sahar, J., & Wiarsih, W. (2012). Pengalaman Mantan Penggunadalam Penyalahgunaan Napza Suntik. Jurnal Keperawatan Indonesia, 15(2), 117–122. https://doi.org/10.7454/jki.v15i2.36