Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
VIEWS: 1113
Published: 2008-07-24

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan NAPZA pada Remaja di Balai Pemulihan Sosial Bandung

faktor individu faktor lingkungan penggunaan NAPZA

Abstract

Abstrak

Perilaku penggunaan NAPZA pada remaja meningkat tajam tiap tahunnya dan menimbulkan berbagai dampak kesehatan. Tujuan penelitian deskriptif korelasi dengan desain cross sectional ini adalah mengetahui hubungan faktor individu dan lingkungan dengan perilaku penggunaan NAPZA pada remaja di Balai Pemulihan Sosial Bandung. Data dikumpulkan dengan kuesioner dari 72 responden yang sedang mengikuti program rehabilitasi Therapeutic Community. Hasil penelitian menunjukkan faktor individu dengan sub variabel keingintahuan, keinginan diterima kelompok, mengikuti kecenderungan, mencari kenikmatan serta faktor lingkungan dengan sub variabel keluarga tidak harmonis dan kontrol sosial berhubungan dengan perilaku penggunaan NAPZA dengan nilai p < 0,25. Sub variabel determinan dengan perilaku NAPZA adalah keingintahuan, mencari kenikmatan, dan keluarga tidak harmonis nilai r = 0,548 yang berarti memiliki hubungan yang kuat dan koefisien determinasi (r²) sebesar 0,301 menjelaskan variasi variabel perilaku penggunaan NAPZA pada remaja sebesar 30,1% sehingga dapat dikatakan ketiga variabel memiliki hasil yang cukup baik untuk menjelaskan variasi perilaku penggunaan NAPZA pada remaja. Sub variabel paling besar hubungannya dalam menentukan perilaku penggunaan NAPZA pada remaja adalah variabel keluarga tidak harmonis dengan nilai B 1,272. Keluarga dan remaja menjadi fokus intervensi dalam pencegahan perilaku penggunaan NAPZA pada remaja melalui pemberdayaan keluarga, promosi kesehatan, dan pencegahan masalah kesehatan.

 

Abstract

Drug abuse case in adolescent is significantly increased every year. This study was aimed to find the relationship between individual and environmental factor with the drug abuse in adolescent at a Social Rehabilitation Center in Bandung. This correlative-descriptive research was conducted on a cross sectional design involving 72 responders who were joining the Therapeutic Community program. The data was collected through a questionnaire. This study indicated that the individual factors with the sub variables curiosity, group acceptance, following trend, getting pleasure and the environmental factors including non-harmonic family and social control were related to the use behavior of NAPZA with the p value < 0,25. The determinant sub variable of drug abuse which were curiosity, getting pleasure, and non-harmonic family showed strong relationship with the r-value 0,548 (r2 = 0,301). Non-harmonic family had the highest B value (1,272) which also showed the closest relationship with the drug abuse behavior in adolescent. Family and adolescent are the focus of intervention to prevent the drug abuse behavior in adolescent by a preventive and health promotive actions.

References

  1. Badan Narkotika Nasional. (2004). Komunikasi penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkoba. Jakarta: BNN.
  2. Badan Narkotika Nasional. (2006). Peran remaja dalam mengatasi masalah penyalahgunaan narkoba: Mewujudkan Indonesia bebas dari ancaman narkoba 2015. Jakarta: BNN.
  3. Bali Post. (2005). Bisakah remaja berhenti merokok.http://www.balipost.co.id. diperoleh 4 April 2007.
  4. Bobak, M. (1995). Buku ajar keperawatan maternitas, alih bahasa, Maria. A Wijayarini, dkk. (2005). Jakarta: EGC.
  5. Catio, M. (2006). Pencegahan dan penanggu-langan penyalahgunaan narkoba. Jakarta: BNN.
  6. Hawari, D. (1990). Al-Quran: Ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa. Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.
  7. Hidayat, T. (2000). Penyakit akibat penyalah-gunaan narkoba. Disampaikan dalam simposium di Bandung tanggal 26 Agustus 2000.
  8. Hurlock, E. B. (2000). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Airlangga University Press.
  9. Martono, L.H. & Joewana, S. (2006, April). Masa remaja cenderung rawan menggunakan narkoba. SADAR Aware & Care, Majalah Bulanan Narkotika Nasional, 06, 20.
  10. McMurray, D.M., Prokhorov, A.V. & Harty, K.C. (1994). Effects of a statewide antismoking campaign on mass-media messages and smoking beliefs. Prev Med. 23 (1) 54-60.
  11. Polda Jawa Barat. (2004). NAPZA dan penyalahgunaan pada remaja. Disampaikan pada kegiatan program kesehatan jiwa masyarakat di SMU Pahlawan Toha Bandung tanggal 23 Februari 2005.
  12. SADAR. (2006, April ). Efek narkoba pada wanita lebih besar: Info terkini. Aware & Care, Jurnal Resmi Badan Narkotika Nasional, 08, 22.
  13. Soekanto, S. (1990). Sosiologi: Suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  14. Soetjingsih. (2000). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.
  15. United Nation Office for Drug Control and Crime Prevention (UNODOC). (2002). Global Illicit Drug Trends 2002.

How to Cite

Tambunan, R., Sahar, J., & Hastono, S. P. (2008). Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan NAPZA pada Remaja di Balai Pemulihan Sosial Bandung. Jurnal Keperawatan Indonesia, 12(2), 63–69. https://doi.org/10.7454/jki.v12i2.202