Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
VIEWS: 3141
Published: 2010-03-24

Kemampuan Melakukan Penatalaksanaan Hipoglikemia Berdasarkan Karakteristik dan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus

penatalaksanaan hipoglikemia pengetahuan hipoglikemia usia lama menderita diabetes dukungan keluarga

Abstract

Abstrak

Kadar glukosa darah terlalu rendah akan membahayakan tubuh karena dapat merusak jaringan otak yang bersifat irreversible. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara karakteristik dan pengetahuan pasien diabetes dengan kemampuan melakukan penatalaksanaan hipoglikemia. Metode penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel 50 pasien diabetes yang pernah mengalami hipoglikemia. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden kurang mendapatkan dukungan keluarga dan memiliki pengetahuan yang kurang tentang penatalaksanaan hipoglikemia sebesar 30 orang (60%). Sebagian besar responden yaitu 28 orang (56%) tidak mampu melakukan penatalaksanaan hipoglikemia dengan baik. Hasil penelitian juga menunjukkan karakteristik pasien diabetes yang berhubungan dengan kemampuan penatalaksanaan hipoglikemia meliputi usia (r = - 0,28, p= 0,046, α= 0,05), lama menderita diabetes (r = 0,424, p= 0,002, α= 0,05), dukungan keluarga (p= 0,035, α= 0,05), pendidikan (p= 0,034, α= 0,05), pengetahuan hipoglikemia (p= 0,0005, α= 0,05). Peneliti menyarankan pemberian asuhan keperawatan berupa pendidikan kesehatan tentang hipoglikemia, hendaknya dilakukan secara dini sejak pasien terdeteksi diabetes dan berfokus pada kemandirian dalam mendeteksi dan penanganan hipoglikemia.

 

Abstract

The state of low blood glucose level is dangerous because in the state of hypoglycemia the brain tissues are vulnerable and the damage to nerve tissue is irreversible. This research aims in describing the factors related with diabetes patients’ ability in managing hypoglycemia. The method of the research is cross sectional with 50 patients who have undergone hypoglycemia as the samples. The results showed a majority of respondents have less family support and have less knowledge about the management of hypoglycaemia by 30 people (60%). The majority of respondents ie 28 people (56%) are unable to perform the management of hypoglycemia as well. The result of the research also shows that the factors related to hypoglycemia management are age (r= -0.28, p= 0,046, α= 0,05), the duration of diabetes (r= 0,424, p= 0,002, α= 0,05), family support (p= 0,035, α= 0,05), education ( p= 0,034, α= 0,05), hypoglycemia knowledge (p= 0,0005, α= 0,05). The researcher suggess to delivering nursing care about hypoglycemia’s management health education. This education should give as early as patient detected from diabetes, and focusing on self care in hypoglycemia detection and management.

References

  1. American Diabetes Association. (2006). Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes care, 27 (1), S5-S10. Diperoleh dari http://www.care.diabetesjournal.
  2. Boyle, P.J., & Zrebiec, J. (2007). Physiological and behavioral aspects of glycemic control and hypoglycemia in diabetes. Diperoleh dari www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17330688.
  3. Brunner, & Suddart. (2000). Buku ajar keperawatan medikal bedah (volume 2) (Edisi 8). Jakarta: EGC.
  4. Dewi, P., & Anugraheni, K. (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi praktek pengukuran makanan (Diet) sehari-hari pada pasien DM tipe 2. Jurnal Epidemiologi. Tidak dipublikasikan.
  5. Hudak, C.M., & Gallo, B.M. (2005). Critical care nursing: A holistik approach (6th Edition). Philadelphia: Lippincott Company.
  6. Juliani, P. (2005). Fungsi kognitif masa dewasa lanjut. Diperoleh dari http://www.psikologi ums.net/mod.
  7. Lin, Y.Y., et al.(2010). Risk factors for recurrent hypoglycemia in hospitalized diabetic patients admitted for severe hypoglycemi. Diperoleh dari http://www.eymj.org.
  8. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
  9. Rahmadiliyani. (2007). Hubungan antara pengetahuan tentang penyakit dan komplikasi pada penderita DM dengan tindakan mengontrol gula darah diwilayah kerja puskesmas I gatak sukaharjo. Tesis tidak dipublikasikan.
  10. Rinto, N., et al. (2006). Hubungan antara sikap, perilaku dan partisipasi keluarga terhadap kadar gula darah penderita diabetes melitus tipe 2 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2008. Diperoleh dari http://www.fkm.undip.ac.id.
  11. Setyawati. R. (2000). Beberapa faktor yang berhubungan dengan keteraturan pemeriksaan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Kota Semaran. Diperoleh dari www.fkm.undip.ac.id.
  12. Smeltzer, S.C., Bare, B.G.., Hinkle, J.L., Cheever, K.H. (2008). Brunner & Suddarth’s textbook of medical- surgical nursing (11th Edition). Philadhelpia: Williams and Wolter Kltwer Bussiness.
  13. Sudoyo, A.W., Setyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S. (2006). Ilmu penyakit dalam (Edisi 3). Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
  14. Timby, B.K., Scherer, J.C., & Smith, N.E. (1999). Medical surgical nursing: Introductory (7th Edition). Philadelphia: Lippincott.

How to Cite

Ernawati, E. (2010). Kemampuan Melakukan Penatalaksanaan Hipoglikemia Berdasarkan Karakteristik dan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus. Jurnal Keperawatan Indonesia, 13(1), 7–13. https://doi.org/10.7454/jki.v13i1.224