Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
VIEWS: 1091
Published: 2015-07-17

Perkembangan Bayi Usia 6–12 Bulan dengan Riwayat Asfiksia Perinatal

Faculty of Nursing Universitas Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
asfiksia perinatal perkembangan bayi

Abstract

Bayi dengan asfiksia perinatal sangat rentan mengalami komplikasi baik jangka pendek seperti disfungsi multiorgan maupun jangka panjang dengan terjadinya gangguan perkembangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan riwayat asfiksia perinatal dengan perkembangan bayi usia 6–12 bulan. Desain penelitian menggunakan potong lintang, yang melibatkan 56 bayi dengan riwayat asfiksia perinatal (berat, sedang, dan ringan) di Kabupaten Banyuwangi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara riwayat asfiksia perinatal dengan perkembangan bayi (p= 0,026). Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu melakukan deteksi dini penyimpangan perkembangan khususnya bayi risiko tinggi dan mengoptimalkan peran serta orang tua dalam proses perkembangan anak.

 

 

Abstract

 

Development of Infant Age 6–12 Months with History Perinatal Asphyxia. Infant with perinatal asphyxia history is very susceptible to have both short term complications such as multiple organ dysfunctions and long-term complications with development disorder. The purpose of this study is to indentify the correlation between perinatal asphyxia history and infant’s development age 6 to 12 months. Design of study used cross sectional, which involves 56 infants with severe, moderate, and mild asphyxia history in Banyuwangi Regency. The result of this study indicates that there is a significant correlation between perinatal asphyxia history and infant’s development (p= 0,026). The recommendations of this study is that it is necessary to do early detection development disorder especially for high risk infants and optimize the participation of parents in a child's development process.

 

Keywords: infant’s development, perinatal asphyxia history

References

  1. Cleary, M.A., & Green, A. (2013). Developmental delay: When to suspect and how to investigate for an inborn error of metabolism. Archives of Disease in Childhood, 90(11), 1128–1132.
  2. Depkes RI. (2009). Sistem kesehatan nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
  3. Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K. (2011). Hubungan status gizi dan perkembangan anak usia 1–2 tahun. Sari Pediatri, 13(2), 142–146.
  4. Islam, A., Khan, A.H., & Murtaza. (2008). Vacuum extraction and forceps deliveries; comparison of maternal and neonatal complication. Professional Med J, 15(1), 87–90.
  5. Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan republik Indonesia.
  6. Kosim, M.S. (2006). Gawat darurat neonatus pada persalinan preterm. Sari Pediatri, 7(4), 225–231.
  7. Lindawati. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak usia pra sekolah. Jurnal Health Quality, 4(1), 22–27.
  8. Meena, N., Kurup, V.K.M., & Ramesh, S. (2013). Impact of early intervention in the developmental outcome of infants with birth asphyxia. Indian Journal of Applied Research, 3(3), 301–304.
  9. Morales, P., Bustamante, D., Marchant, P.E., Peña, T.N., Hernández, M.A.G., Castro, C.A., & Mancilla, E.R. (2011). Pathophysiology of perinatal asphyxia: Can we predict and improve individual outcome? EPMA Journal, 2(2), 211–230.
  10. Nayeri, F., Shariat, M., Dalili, H., Adam, L.B., Mehrjerdi, F.Z., & Shakeri, A. (2012). Perinatal risk factor neonatal asphyxia in Vali-e-Asr Hospital, Tehran Iran. Iran J Reprod Med, 10(2), 137–140.
  11. Okzan, M., Senel, S., Arslan, E.A., & Karacan, C. D. (2012). The socioeconomic and biological risk factor for developmental delay in early childhood. Eur J Pediatr, 171, 1815–1821.
  12. Resegue, R., Puccini, R.F., & Silva, E.M.K. (2008). Risk factors associated with developmental abnormalities among high-risk children attended at a multidisciplinary clinic. San Paulo Med J, 126(1), 4–10.
  13. Shabliz, M.S., & Kianian, E. (2014). The relationship between child’s birth weight and mental retardation among low-weight children. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 4(1), 592–599.
  14. Suradi, R., Aminullah, A., Kosim, S., Rohsiswatmo, R., Soeroso, S., Kaban, R., & Prasmusinto, D. (2008). Pencegahan dan penatalaksanaan asfiksia neonaturum. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
  15. Suryawan, A., & Irwanto. (2009). Deteksi dini tanda dan gejala penyimpangan partum-buhan dan perkembangan anak. Surabaya: IDAI Jawa Timur.
  16. Tjandrajani, A., Dewanti, A., Burhany, A., & Widjaja, J.A. (2012). Keluhan utama pada keterlambatan perkembangan umum di klinik khusus tumbuh kembang RSAB Harapan Kita. Sari Pediatri, 13(6), 373–377.
  17. Tomey, A.M., & Alligood, M.R. (2010). Nursing theorists and their work (7th Ed.). St Louis: Mosby Elsevier.
  18. Wantania, J., Wilar, R., Antolis, R., & Mamangkey, G. (2011). Faktor risiko kehamilan dan persalinan yang berhubungan dengan kematian neonatal dini di RSU Prof. R. D. Kandou Manado. Buletin Perinasia, 3, 1–10.
  19. Willcutt, E. (2007). The etitlogy of GPP/H. London: Oxford University Press.

How to Cite

Indriani, N., Rustina, Y., & Agustini, N. (2015). Perkembangan Bayi Usia 6–12 Bulan dengan Riwayat Asfiksia Perinatal. Jurnal Keperawatan Indonesia, 18(2), 132–138. https://doi.org/10.7454/jki.v18i2.414