Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
VIEWS: 2016
Published: 2016-07-17

Kepuasan Pasien Diabetes Melitus terhadap Perawatan Paliatif: Tingkat Terendah pada Dimensi Tampilan Fisik

Faculty of Nursing Universitas Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
diabetes kepuasan pasien perawatan paliatif

Abstract

Diabetes merupakan penyakit progresif yang tidak hanya membutuhkan perawatan kuratif dan rehabilitatif tetapi juga perawatan paliatif. Salah satu indikator penting tercapainya perawatan paliatif yang efektif adalah kepuasaan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk menilai kepuasan pasien diabetes yang mendapatkan perawatan paliatif. Penelitian cross sectional ini melibatkan sampel pasien diabetes di balai asuhan keperawatan di Jabodetabek sebanyak 43 responden. Instrumen yang digunakan adalah modifikasi dan terjemahan Home Care Client Satisfaction Instrument-Revised (HCCSI-R), Client Satisfaction Inventory (CSI), dan Long-form Patient Satisfaction Questionnaire (PSQ-III). Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 14% responden merasa cukup puas, 60,5% merasa puas, dan 25,6% merasa sangat puas. Dimensi tampilan fisik mendapatkan nilai paling rendah dalam kepuasan pasien di antara dimensi yang lain. Hasil penelitian ini tidak menemukan adanya perbedaan antara karakteristik individu dengan tingkat kepuasan. Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan pasien.

 

Abstract

 

Diabetes Mellitus Patients Satisfaction on Palliative Care: The Lowest Level on Tangibleness Dimension. Diabetes is a progressive disease that needs palliative care aside from curative and rehabilitative. Satisfaction is one of the most important indicators of palliative care, so the measurement of patient satisfaction with treatment is necessary. This study aimed to describe the level of satisfaction of patients with diabetes mellituswho received palliative care. This cross sectional study involved 43 respondents of diabetic patients in nursing care centers in Jabodetabek.  Modified and translation of Home Care Client Satisfaction Instrument-Revised (HCCSI-R), Client Satisfaction Inventory (CSI), and the Long-Form Patient Satisfaction Questionnaire (PSQ-III) was used. The results showed that 14% of respondents reported quite satisfied, 60,5% satisfied, and 25,6% very satisfied. Tangibleness dimension was achieved the lowest level of satisfaction. This research also found that there are no significant differences between the characteristics of the respondents with the level of satisfaction (p> 0,05). The study recommends healthcare practitioners to deepen their knowledge about palliative care and apply it to health services.

 

Keywords: diabetic, palliative care, patient satisfaction

References

  1. Abraham, M. (2003). Motivasi dan kepribadian. Jakarta: Midas Surya Grafindo.
  2. Depkes, RI. (2001). Pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI.
  3. Damayanti, N., & Richardo. (2014). Analisis faktor resiko penyebab terjadinya diabetes mellitus tipe 2 pada wanita usia produktif di Puskesmas Wawonosa. Jurnal e-Biomedik (eBM), 2 (2), 404–412.
  4. Doyle, D., Hanks, G.W.C., & MacDonald, N. (2003). Oxford textbook of palliative medicine (3rd Ed.). New York: Oxford Medical Publications.
  5. Elfira, S. (2012). Gambaran kualitas hidup dan kepuasan pasien kanker terhadap peran farmasis dan perawatan paliatif di puskesmas balongsari Surabaya. Surabaya: Fakutas Ilmu Keperawatan Universitas Surabaya.
  6. Geron, S.M., Smith, K., Tennstedt, S., Jette, A., & Chassler, D. (2000). The home care satisfaction measure: A client-centered approach to assessing the satisfaction of frail older adults with home care services. Journal of Gerontology: Social Sciences, 55 (5), 259–270. Diperoleh dari http://psychsocgerontology.oxfordjournals.org/content/55/5/S259.full.pdf
  7. Gunarsa, S. (2008). Psikologi perawatan. Jakarta: Gunung Mulia.
  8. Hepp, U., Spindler, A., & Milos, G. (2005). Eating disorder symptomatology and gender role orientation. International Journal of Eating Disorders, 37 (3), 227–233. doi: 10.1002/eat.20087
  9. Hidayati, A.N. (2014). Analisis hubungan karakteristik pasien dengan kepuasan pelayanan rawat jalan Semaran Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2 (1), 9–14.
  10. International Diabetes Federation. (2008). Diabetes prevalence: World diabetes day. Diperoleh dari http/www.diabetes@idf.int.
  11. Irawan, D. (2010). Prevalensi dan faktor risiko kejadian diabetes melitus tipe 2 di daerah urban Indonesia (analisa data sekunder riskesdas 2007) (Tesis, tidak dipublikasikan). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok Jawa Barat.
  12. Kotler, P. (2005). Manajemen pemasaran, jilid 1. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
  13. Kurnia, S. (2012). Faktor risiko kejadian diabetes mellitus tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5 (1), 6–11.
  14. Meier, D.E. (2011). Increased access to palliative care and hospice services: Opportunities to improve value in health care. The Milbank Quarterly, 89 (3), 343–380. doi:10.1111/j.1468 0009.2011.00632.x
  15. Nursiswati, Prawesti, A., & Sihombing, D. (2012). Gambaran perawatan kaki dan sensasi sensorik kaki pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di poliklinik DM RSUD. Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran.
  16. Oroh, M. E., Pondaag, L., & Rompas, S. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan keperawatan di ruang interna RSUD Noongan. Manado: Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
  17. Ramez, W.S. (2012). Patients' perception of health care quality, satisfaction and behavioral intention: An empirical study in Bahrain. International Journal of Business and Social Science, 3 (18), 131–141. Diperoleh dari http://ijbssnet.com/journals/Vol_3_No_18_Special_Issue_September_2012/15.pdf
  18. Riemer, B.A., & Visio, M.E. (2003). Gender typing of sports: An investigation of Metheny’s classification. Research Quarterly for Exercise & Sport, 74 (2), 193–204. Diperoleh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12848232
  19. Rustanti, M. (2003). Hubungan antara karakteristik dan persepsi pasien tentang mutu pelayanan fisioterapi dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan fisioterapi pada RSO “Prof Dr. R Soeharso†Surakarta Tahun 2003. Semarang: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro.
  20. Smith, S., Brick, A., O’Hara, S., & Normand, C. (2014). Evidence on the cost and cost-effectiveness of palliative care: A literature review. Palliative Medicine, 28 (2), 130–150. doi: 10.1177/0269216313493466
  21. Sujaya, I.N. (2009). Pola konsumsi makanan tradisional Bali sebagai faktor risiko diabetes melitus tipe 2 di Tabanan. Jurnal Skala Husada, 6 (1), 75–81.
  22. Wijayanti, M.N., Kristanti, M.S., Setiyarini, S. (2014). Gambaran kepuasan keluarga pasien kanker paliatif terhadap pelayanan perawatan paliatif di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta [Abstrak] (Skripsi, tidak dipublikasikan). PSIK-FK Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Diperoleh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73614/potongan/S1-2014-299814-abstract.pdf
  23. Wong, M., Gucciardi, E., Li, L., & Grace, S.L. (2005). Gender and nutrition management in type 2 diabetes. Canadian Journal of Dietetic Practice and Research, 66 (4), 215–220. doi: 10.3148/66.4.2005.215
  24. World Health Organization. (2011). Global status report non-communicable diseases 2010. Geneva: World Health Organization.
  25. World Health Organization. (2011). Noncommunicable disease country profiles 2011 WHO global report. Geneva: World Health Organization.

How to Cite

Sari, I. N. I., & Nuraini, T. (2016). Kepuasan Pasien Diabetes Melitus terhadap Perawatan Paliatif: Tingkat Terendah pada Dimensi Tampilan Fisik. Jurnal Keperawatan Indonesia, 19(2), 100–106. https://doi.org/10.7454/jki.v19i2.458