Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
VIEWS: 661
Published: 2016-07-17

Gambaran Fungsi Afektif Keluarga dan Perilaku Seksual Remaja

Faculty of Nursing Universitas Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
fungsi afektif keluarga kesehatan reproduksi perilaku seksual remaja

Abstract

Remaja  adalah populasi yang rentan mengalami masalah seksual dan perlu mendapat perhatian khusus. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran fungsi afektif keluarga dan perilaku seksual remaja di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Depok. Metode penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan desain cross sectional, melibatkan 114 siswa yang dipilih dengan cluster sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen perilaku remaja dan instrumen fungsi afektif keluarga yang dimodifikasi dari penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki fungsi afektif keluarga adekuat dan perilaku seksual remaja berisiko rendah. Direkomendasikan adanya konseling fungsi afektif keluarga kepada orangtua serta penyuluhan kesehatan reproduksi pada siswa dan siswi oleh tenaga kesehatan untuk menghindari perilaku seksual berisiko pada remaja.


Abstract

 

The Affective Function of the Family and the Adolescent's Sexual Behavior. Adolescent is susceptible to various sexual problems that may require special attention. The purpose of this research was to describe the family’s affective functions and the adolescent’s sexual behavior in one of public vocational high schools in Depok City. The study method was simple descriptive with cross sectional approach, involving 114 students, selected by cluster sampling. The result showed that the majority of students had an adequate family’s affective function and a low risk of adolescent’s sexual behavior. Researcher recommended parents to have a counseling of family’s affective function and health professionals to give a reproductive health education to students in order to reduce the risky sexual behaviors in adolescents.

 

Keywords: adolescent, family’s affective functions, reproductive health, sexual behavior

References

  1. Agustini, N. (2003). Peranan pengetahuan HIV/AIDS dan tahapan moral judgment terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. (Tesis, tidak dipublikasikan). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia.
  2. Amalia, R. (2008). Hubungan fungsi afektif keluarga dengan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia asal daerah (Skripsi, tidak dipublikasikan). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia.
  3. Badan Pusat Statistik. (2010). Penduduk menurut wilayah dan agama yang dianut. Diperoleh dari http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?wid=0000000000&tid=321&fil=58&fi=1
  4. BKKBN. (2011). Kajian profil penduduk remaja (10-24 tahun). Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan.
  5. BPMPKB. (2010). Panduan pengelolaan pusat informasi dan konseling remaja (PIK Remaja). Jakarta: BPMPKB.
  6. Caal, N.S. (2008). Adolescent sexual development: Contextualizing a cognitive process in the decision to engage in protective or risky sexual behavior (Disertasi Doktor). Diperoleh dari Proques Dissertations and Theses (UMI No 3305907).
  7. Centers for Disease Control and Prevention. (2009). Youth risk behavior surveillance: United States. Surveillance Summaries, 59 (SS-5).
  8. Cox, M.F., Fasolino, T.K., & Tavakoli, A.S. (2008). Factor analysis and psychometric properties of the Mother–Adolescent Sexual Communication (MASC) instrument for sexual risk behavior. Journal of Nursing Measurement, 16 (3), 171–183.
  9. Depkes RI. (2009). Pedoman pelayanan kesehatan peduli remaja di puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
  10. Kementrian Komunikasi dan Informatika. (2013). Pengguna internet di Indonesia 63 juta orang. Diperoleh dari http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker
  11. Kurnia, D.A. (2008). Hubungan tingkat pengetahuan infeksi menular seksual dengan perilaku seksual pranikah (Skripsi, tidak dipublikasikan). Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia.
  12. Dewi, A.K., Utami, I.T., Mutmainah, & Devy, S. (2011). Gambaran agresivitas perilaku seksual remaja di Jakarta Selatan. (Skripsi, tidak dipublikasikan). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia.
  13. Manik, F.D. (2009). Hubungan pola belajar dengan fungsi afektif keluarga pada mahasiswa regular angkatan 2008 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. (Skripsi sarjana, tdak dipublikasikan). Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia.
  14. Musthofa, Syamsulhuda, B., & Winarti, P. (2010). Faktor yang maempengaruhi perilaku seks pranikah mahasiswa di Pekalongan tahun 2009–2010. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 1, 32–41.
  15. Nurhayati. (2011). Hubungan pola komunikasi dan kekuatan keluarga dengan perilaku seksual berisiko di Desa Tridaya Sakti. (Tesis Magister, tidak dipublikasikan). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia.
  16. Odeyemi, K., Onajole, A., & Ogunowo, B. (2009). Sexual behavior and the influencing factors among out of school female adolescents in Mushin market, Lagos, Nigeria. National Lybrary of Medicine, 21 (1), 101–109.
  17. Pappini, D.R., & Sebby, R.A. (1987). Adolescent pubertal status and affective family relationships: A multivariate assessment. Journal of youth and adolescence, 16, 1–15.
  18. Peacevmaker. (2012). Pornografi lebih berbahaya dari narkoba. Diperoleh dari http://health.okezone.com.9.54.htm
  19. Rahmadita. (2012). Hubungan pelaksanaan peran dan fungsi afektif keluarga terhadap derajat merokok pada perokok aktif siswa laki-laki (13-15 tahun) di SMP 3 Ungaran. (Skripsi sarjana, tidak dipublikasikan). PSIK STIKes Ngudi Waluyo Ungaran, Semarang, Jawa Tengah.
  20. Schoeny, M.E. (2010). How can parents make a difference? Longitudinal associations with adolescent sexual behavior. Journal of Family Psychology, 24 (6), 731–739.
  21. USAID. (2013). Pelayanan kesehatan reproduksi remaja. Diperoleh dari https://www.k4health.org/toolkits/indonesia/pelayanan-kesehatan-reproduksi-remaja.
  22. Utami, P.P. (2012). Hubungan peer group dengan perilaku seksual remaja di SMA N 103 Jakarta Timur (Skripsi, tidak dipublikasikan). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia.

How to Cite

Gustiani, Y., & Ungsianik, T. (2016). Gambaran Fungsi Afektif Keluarga dan Perilaku Seksual Remaja. Jurnal Keperawatan Indonesia, 19(2), 85–91. https://doi.org/10.7454/jki.v19i2.459