Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
VIEWS: 1159
Published: 2012-03-24

Pengetahuan dan Dukungan Sosial Meningkatkan Self-Care Behavior pada Anak Sekolah dengan Thalasemia Mayor

STIKES Muhammadiyah Kudus, Jawa Tengah 59316, Indonesia; Program Studi Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
anak usia sekolah self-care behavior thalasemia mayor

Abstract

Penyakit thalasemia merupakan kelainan genetik tersering di dunia. Di Indonesia, penyakit ini telah menjadi penyakit yang
membutuhkan penanganan yang serius. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor yang berhubungan dengan
Self-care Behavior pada anak sekolah penderita thalasemia mayor. Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional ini
dilakukan terhadap 131 pasien usia sekolah penderita thalasemia mayor yang berkunjung ke rumah sakit X dari tanggal 1 Mei
hingga 10 Juni 2010. Hasil penelitian, dengan menggunakan analisis multivariat menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan
dan dukungan sosial dengan selfcare behavior, dengan pengetahuan yang paling dominan mempengaruhi (p= 0,000; α= 0,05;
OR= 31,6). Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pendidikan kesehatan dan dukungan sosial untuk meningkatkan
perilaku perawatan diri penderita thalasemia.

References

  1. Fan, L. (2008). Self-care behavior of school age children with heart disease. Pediatric Nursing, 34 (2), 131-138.
  2. Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2009). Wong’s esensials of pediatric nursing. Phildelphia: Mosby Elseiver.
  3. Lee, Y.L., Lin, D.T., & Tsai, S.F. (2008). Disease knowledge and treatment adherence among patients with thalassemia major and their mothers in Taiwan. Journal of Clinical, 18, 529-538.
  4. Lenoci, J.M., Telfair, J., Cecil, H., & Edward, R.R. (2002). Self-care in adult with sickle cell disease. West J Nurse Res, 24 (3), 228- 245.
  5. Martin, M.B., Foote, D., & Carson, S. (2004). Help your patiens meet the challenges of â thalas- semia major. Diperoleh dari www.nursing 2004.com.
  6. Newland, J. (2008). Factor influence indepen- dence in adolescents with sickle cell dieses. Journal of Child and Adolescent Psychiatric Nursing, 21 (3), 177-185.
  7. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
  8. Orem, D. (2001). Nursing concept of practice (6th Ed.). Philadelphia: Lippincott.
  9. Santrock, J. W. (2002). Life span development (8th Ed.). NewYork: McGraw-Hill Companies.
  10. Wahyuni, S. (2008). Thalasemia mayor: Waspadai jika wajah balita terlihat pucat. Diperoleh dari http://www.suarakarya.online.com.
  11. Wong, D.L. (2004). Pedoman klinis: Keperawat- an pediatrik (4th Ed.). Jakarta: EGC.
  12. Yang, H.C., Chen, Y.C, Mao, H.C., & Lin, K.H. (2001). Ilness knowledge, social support and selfcare behavior in adolescent with beta-thalassemia mayor. Hu Lin Yan Jiu, 9 (2), 114-122.
  13. Yayasan Thalassemia Indonesia. (2009). Grafik data penderita Thalassaemia yang berobat di Pusat Thalassaemia RSCM. Diperoleh dari http://thalassaemiayti.or.id/data_penderita. htm.

How to Cite

Indanah, I., Yetti, K., & Sabri, L. (2012). Pengetahuan dan Dukungan Sosial Meningkatkan Self-Care Behavior pada Anak Sekolah dengan Thalasemia Mayor. Jurnal Keperawatan Indonesia, 15(1), 53–60. https://doi.org/10.7454/jki.v15i1.47