Abstract
Kurangnya kemampuan remaja dalam berperilaku asertif menyebabkan terjadinya penyimpangan perilaku seperti tidak mampu mengungkapkan keinginan dengan baik, melanggar hak orang lain dan meminta dengan paksa. Untuk mengatasi hal tersebut perlu ditingkatkan kemampuan asertif dan resiliensi pada remaja dengan terapi kelompok asertif. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok asertif terhadap kemampuan asertif dan resiliensi pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Experimental Pre test-Pos test with control group. Kelompok intervensi dan kelompok kontrol masing-masing terdiri dari 42 orang. Terapi kelompok asertif dilakukan sebanyak 6 sesi. Hasil penelitian didapatkan terjadi peningkatan secara signifikan terhadap kemampuan asertif (p= 0,000) dan kemampuan resiliensi (p= 0,015) pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan secara signifikan antara hasil pre test dan post test. Selain itu ditemukan terdapat korelasi yang positif (r= 0,396) antara kemampuan asertif dengan kemampuan resiliensi. Terapi ini direkomendasikan pada pelayanan kesehatan di masyarakat khususnya kepada anak remaja.
Â
Kata Kunci: Asertif, resiliensi, remaja, terapi kelompok asertif
Â
Abstract
Â
The Effect of Assertive Group Therapy on Assertive and Resilience Ability of Adolescent in Padangpanjang Junior High School. Adolescent’s lack of ability in assertive behaviour causes deviant behaviour e.g. unable to express wishes, violate other people right and ask forcefully. One solution to overcome this is that assertive ability and resilience need to be improved through assertive group therapy. This study aims to find the effect of assertive group therapy on assertive ability and resilience of adolescents. Quasi Experimental Pre and Post-test with control group was used. Intervention has been performed to 42 participants while 42 others were as a control group. Six sessions of assertive group therapy has been done. The findings show that a significant increase of assertive ability in intervention group has been found (p= 0.000) while ability resilience also raises significantly (p= 0.015). On the other hand, no significant difference is noted between pre-test and post-test in control group since the value of assertive and resilience ability are (p= 0.287) and (p= 0.658) respectively. Moreover, a positive correlation (r= 0.0396) has been found between assertive ability and resilience ability. The therapy is recommended as one of health care treatment in society particularly for adolescent.
Â
Keywords: adolescent, assertive, assertive group therapy, resilience
References
- Agbakwuru, C., & Stella, U. (2012). Effect of assertiveness training on resilience among early-adolescents. Journal European Scientific, 8 (10), 69–84.
- Alberti, R., & Emmons, M. (2002). Your perfect right: Hidup bahagia dengan menggunakan hak. Jakarta: PT Elex Media Komputido.
- Bedell, J.R., & Lennox, S.S. (1997). Handbook for communication and problem solving skill training: A cognitive-behavioral approach. New York: Jhon Wiley & Sons.
- Fortinash, K.M., & Holoday, P.A. (2004). Psychiatric mental health nursing (3th Ed.). St. Louis Missouri: Mosby-Year Book Inc.
- Ginsburg, K.R. (2006). A parent’s guide to building resilience in children and teens giving your child roots and wings. USA: American Academy of Pediatrics.
- Grotberg, E.H. (2001). Resilience program for children in disaster. Ambulatory child health, 7 (2), 75–83. https://doi.org/10.1046/j.1467-0658.2001.00114.x.
- Grotberg, E.H. (2003). Resilience for today: Gaining strength from adversity. Westport: Preager Publisher.
- Jackson, R., & Watkin C. (2004). The relience inventory: Seven essential skill for overcoming life’s obstacles and determining happiness. Selection and Development Review, 20 (6), 13–17.
- Nay, T., & Diah, D. (2013). Hubungan kecerdasan spiritual dengan resiliensi pada siswa yang mengikuti program akselerasi. Jurnal Psikologi Tabularasa, 8 (2), 708–716.
- Novalia, N., & Dayakisni, T. (2013). Perilaku asertif dan kecenderungan menjadi korban bullying. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1 (1), 172–178.
- Novianti, E., Keliat, B.A., Nuraini, T., & Susanti, H. (2012). Peningkatan kemampuan komunikasi ibu mengelola emosi anak usia sekolah melalui terapi kelompok assertiveness training. Jurnal Keperawatan Indonesia, 15 (2), 109–116.
- Hapsari, R.M., & Retnaningsih, R. (2007). Perilaku asertif dan harga diri pada karyawan. Jurnal Ilmiah Psikologi, 1 (1), 1–6.
- Sholichatun, Y. (2011). Stres dan strategi coping pada anak didik di lembaga pemasyarakatan anak. Jurnal Psikologi Islam, 8 (1), 23–42.
- Stuart, G.W., Keliat, A., & Pasaribu, J. (2016). Prinsip dan praktik keperawatan kesehatan jiwa Stuart (Edisi Indonesia). Singapura: Elsever.
- Townsend, M.C. (2009). Psychiatric mental health nursing: Concepts of care in evidence-based practice (6th Ed.). Philadelphia: F.A Davis Company.
- Trisnaningtyas, E., & Nursalim, M. (2010). Penerapan latihan asertif untuk meningkat-kan keterampilan komunikasi interpersonal siswa. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, 11 (1). http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/ jurnal_ppb/article/view/5404.
- Videbeck, S. (2012). Buku ajar keperawatan jiwa (Alih Bahasa: R. Komalasari). Jakarta: EGC.
- Wahyuni, D., & Rahmadewi, R. (2011). Kajian profil penduduk remaja (10–24 tahun): Ada apa dengan remaja. Policy Brief Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependuduk-an–BKKBN, I (6), 1–4.