Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
VIEWS: 515
Published: 2011-03-24

Peningkatan Kemampuan Keluarga Merawat Klien Gangguan Jiwa Melalui Kelompok Swabantu

Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bandung, Jawa Barat 40161, Indonesia; Program Studi Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
gangguan jiwa kelompok swabantu kemampuan keluarga

Abstract

Gangguan jiwa dialami 81 jiwa dari 13764 jiwa penduduk di Kelurahan Sindang Barang, Bogor. Pelayanan kesehatan jiwa
masyarakat melalui puskesmas belum berjalan optimal dan belum ada kelompok swabantu (self help group). Kelompok swabantu
merupakan satu pendekatan untuk mempertemukan kebutuhan keluarga dan sebagai sumber penting untuk keluarga klien dengan
gangguan jiwa. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh kelompok swabantu terhadap kemampuan keluarga dalam
merawat klien gangguan jiwa. Desain penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan pre-post test without control group ini
melibatkan 18 keluarga yang diberikan intervensi berupa kelompok swabantu. Analisis menggunakan t paired, Anova dan
independent t test. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor keluarga dalam merawat
klien gangguan jiwa secara bermakna. Direkomendasikan membentuk dan melaksanakan kelompok swabantu bagi keluarga
yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa.

References

  1. hmadi, S.K. (2007). What is a self-help group? Psych Central. Diperoleh dari http://psych central.com/lib/2007/what-is-a-self-help-group/.
  2. Alwisol. (2006). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.
  3. Citron, M., Solomon, P., & Draine, J. (1999). Self- help groups for families of persons with men- tal illness: Perceived benefits of helpfulness. Community Mental Health Journal, 35(1), 15-30. Doi: 10.1023/A:1018791824546.
  4. Dadich, A. (2006). Self-help support groups: Add- ing to the toolbox of mental health care options for young men. Youth Studies Australia, 25 (1), 33-41. (ISSN: 1038-2569).
  5. Dombeck, M., & Moran, J.W. (2000). Implications of psychological theories for self-help: Introduction. Diperoleh dari www.mental help.net/
  6. Forschener, K.V. (2003). LDF self-help group instruction manual. Diperoleh dari www. lyme.org
  7. Murthy, S. (2003). Family interventions and empowerment as an approach to enhance men- tal health resources in developing countries. World Psychiatry, 2 (1), 35–37. (PMCID: PMC 1525057).
  8. Oka, T., & Borkman, T. (2002). The history, concepts and theories of self help group: From a international perspective. Diperoleh dari http://pweb.sophia.ac.jp.
  9. Piaget, J. (2001). Studies in reflecting abstraction. Hove, UK: Psychology Press.
  10. Self Help Nottingham. (2005). Self Help group. Diperoleh dari http://www. selfhelp.org.uk.
  11. Sugarman, M.(2000). Peer counseling and help group fasilitation for people. Diperoleh dari http://www.mnsu.edu.
  12. Townsend, C.M. (2005). Essentials of psychiatric mental health nursing (3th Ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company
  13. Videbeck, S.L. (2006). Psychiatric mental health nursing (3rd Ed.). Philadhelpia: Lippincott Williams & Wilkins.
  14. WHO. (2005). Briefing note on tsunami affected region. Diperoleh dari www.who.int.
  15. Young, A.S., Forquer, S.L., Tran, A., Starzynski, M., & Shatkin, J. (2000). Identifying clinical competencies that support rehabilitation and empowerment in individuals with severe mental illness. The Journal of Behavioral Health Services & Research, 27(3), 321-33. Doi:10.1007/BF02291743.

How to Cite

Utami, T. W., Keliat, B. A., Gayatri, D., & Utami, R. (2011). Peningkatan Kemampuan Keluarga Merawat Klien Gangguan Jiwa Melalui Kelompok Swabantu. Jurnal Keperawatan Indonesia, 14(1), 37–44. https://doi.org/10.7454/jki.v14i1.55