Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
VIEWS: 857
Published: 2022-07-29

Mental Health Problems Among Adolescent Students

STIKes Kesdam IX/Udayana, Denpasar, Bali 80232
STIKes Kesdam IX/Udayana, Denpasar, Bali 80232

Abstract

Concern for adolescents usually focuses on physical problems, such as reproductive health and nutrition, including anemia and obesity. Nowadays, adolescent mental health has been recognized as essential, particularly in low- and middle-income countries. Mental health problems that often occur in adolescents include anxiety, depression, and the risk of suicide. This study aimed to determine the prevalence of mental health problems and the risk of suicide among adolescent students in Bali Province, Indonesia. The sample consisted of 435 students from four junior high schools (Grades 7, 8, and 9) aged 12–15 years who were selected with a multistage sampling technique. This descriptive study applied the Indonesian version of the Pediatrics Symptom Checklist-Youth (PSC-Y) report. The results showed that 14.5% of adolescent students experienced mental health problems, and 6.7% had a risk of suicide. Screening for adolescent mental health, especially in school, is important to ensure normal development and detect mental health problems as early as possible.

Keywords: adolescent mental health, junior high school student, suicide risk

 

 

Abstrak

 

Masalah Kesehatan Jiwa pada Siswa Remaja. Dewasa ini, masalah fisik kerap menjadi perhatian pada remaja, seperti kesehatan reproduksi dan nutrisi (anemia dan obesitas), dan masih sangat sedikit orang yang memerhatikan masalah kesehatan jiwa. Padahal, kesehatan jiwa memiliki peran penting dalam tahap kehidupan remaja kedepannya. Belakangan ini, masalah kesehatan jiwa yang banyak ditemui pada remaja adalah ansietas, depresi, dan risiko bunuh diri. Kasus-kasus kejiwaan tersebut belum terdokumentasi dengan baik karena tidak ada deteksi dini terhadap masalah kesehatan jiwa di Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi masalah kesehatan jiwa dan risiko bunuh diri pada siswa remaja di Bali, Indonesia. Sampel dalam penelitian adalah 435 siswa remaja dari empat SMP di Kota Denpasar (Kelas 7, 8, dan 9) berusia 12 – 15 tahun yang dipilih berdasarkan teknik multistage simple random sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi deskriptif kuantitatif dan instrumen yang digunakan adalah kuesioner Pediatrics Symptom Checklist-Youth (PSC-Y) Report, yang diolah menggunakan SPSS dengan interval kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan ada 14,5% siswa remaja mengalami masalah kesehatan jiwa dan 6,7% memiliki risiko bunuh diri. Skrining kesehatan mental remaja sangat penting, terutama dilakukan oleh sekolah, untuk menjaga tumbuh kembang remaja dengan jiwa yang sehat dengan mendeteksi sedini mungkin masalah kesehatan mental tersebut.

Kata Kunci: masalah kesehatan jiwa, remaja, risiko bunuh diri, sekolah menengah pertama

References

  1. Agung, S.N. (2014). Pengaruh stimulasi perkembangan psikososial pada remaja terhadap pencapaian identitas diri di SMPN 20 Semarang [Undergraduate's Thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang]. UNISSULA Institutional Repository. http:// repository.unissula.ac.id/2118/
  2. Allen, B., & Waterman, H. (2019, March 28). Stages of adolescence. healthychildren.org.
  3. Ashrita, I.A.M.N.P., & Ariani, N.K.P. (2019). Angka kejadian gejala depresi pada remaja di SMP Negeri 1 Denpasar dan faktor yang menyertainya. Jurnal Medika Udayana, 8 (5), 5–8.
  4. Azizah, U., Haryanti, F., & Wahyuni, B. (2018). Faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah psikososial remaja di wilayah Bantaran Kali Code Kota Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat, 34 (7), 281–290.
  5. Batubara, J.R.L. (2010). Adolescent development (perkembangan remaja). Sari Pediatri, 12 (1), 21–29. doi: 10.14238/sp12.1.2010.21-9.
  6. Bista, B., Thapa, P., Sapkota, D., Singh, S.B., & Pokharel, P.K. (2016). Psychosocial problems among adolescent students: An exploratory study in the Central Region of Nepal. Frontiers in Public Health, 4, 1–7. doi: 10.3389/fpubh.2016.00158.
  7. Dazzi, T., Gribble, R., Wessely, S., & Fear, N.T. (2014). Does asking about suicide and related behaviours induce suicidal ideation? What is the evidence? Psychological Medicine, 44 (16), 3361–3363. doi: 10.1017/S0033291714001299.
  8. Dewi, L.A.K., & Hamidah, H. (2013). Hubungan antara kesepian dengan ide bunuh diri pada remaja dengan orangtua yang bercerai. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 2 (3), 24–33.
  9. Eisingerich, A.B., & Rubera, G. (2010). Drivers of brand commitment: A cross-national investigation. Journal of International Marketing, 18 (2). doi: 10.1509/jimk.18.2.6.
  10. Erikson, E.H. (2010). Childhood and society. Pustaka Pelajar.
  11. Fatmawaty, R. (2017). Memahami psikologi remaja. Jurnal Reforma, 2 (1), 55–65. doi: 10.30736/rfma.v6i2.33.
  12. Febrianti, D., & Husniawati, N. (2021). Hubungan tingkat depresi dan faktor resiko ide bunuh diri pada remaja SMPN. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 13 (1), 85–94. doi: 10.37012/jik.v13i1.422.
  13. Flisher, A.J., & Gerein, N. (2016). Adolescents. In Quah, S.R. (Ed), International Encyclopedia of Public Health (pp. 10-15). Elsevier. doi: 10.1016/B978-0-12-803678-5.00006-0.
  14. Holland, K.M., Vivolo-Kantor, A.M., Logan, J.E., & Leemis, R.W. (2017). Antecedents of suicide among youth aged 11–15: A multistate mixed methods analysis. Journal of Youth and Adolescence, 46 (7), 1598–1610. doi: 10.1007/s10964-016-0610-3.
  15. Husaini, A., Lestari, S., & Purwanti, P. (2019). Studi kasus tentang siswa yang kesulitan bersosialisasi dengan teman sebaya. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 8 (3). 1–7.
  16. Infodatin Pusat Data dan Informasi. (2019). Situasi dan pencegahan bunuh diri. Ministry of Health Republic of Indonesia.
  17. Klonsky, E.D., May, A.M., & Saffer, B.Y. (2016). Suicide, suicide attempts, and suicidal ideation. Annual Review of Clinical Psychology, 12 (1), 307–330. doi: 10.1146/annurev-clinpsy-021815-093204.
  18. Kusumayanti, N.K.D.W., Swedarma, K. E., & Nurhesti, P. O. Y. (2020). Hubungan faktor psikologis dengan risiko bunuh diri pada remaja SMA dan SMK di Bangli dan Klungkung. Community of Publishing In Nursing (COPING), 8 (2), 124–132. doi: 10.24843/coping.2020.v08.i02.p03.
  19. Liu, X., Huang, Y., & Liu, Y. (2018). Prevalence, distribution, and associated factors of suicide attempts in young adolescents: School-based data from 40 low-income and middle-income countries. PLOS ONE, 13 (12), e0207823. doi: 10.1371/journal.pone.0207823.
  20. Lynne-Landsman, S.D., Graber, J.A., Nichols, T.R., & Botvin, G.J. (2011). Is sensation seeking a stable trait or does it change over time? Journal of Youth and Adolescence, 40 (1), 48–58. doi: 10.1007/s10964-010-9529-2.
  21. Malfasari, E., Febtrina, R., Herniyanti, R., Timur, L.B., Sekaki, P., Tim, L.B., Kota, P., & Pekanbaru, K. (2020). Kondisi mental emosional pada remaja. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8 (3), 241–246.
  22. Ministry of Health Republic of Indonesia. (2013). Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013. Ministry of Health Republic of Indonesia.
  23. Ministry of Health of Republik Indonesia. (2019). Profil kesehatan Indonesia 2018. Ministry of Health of Republik Indonesia.
  24. Ministry of Health Republic of Indonesia. (2019). Laporan Provinsi Bali RISKESDAS 2018. Ministry of Health Republic of Indonesia.
  25. Miranda, R., & Shaffer, D. (2013). Understanding the suicidal moment in adolescence. Annals of the New York Academy of Sciences, 1304 (1), 14–21. doi: 10.1111/nyas.12291.
  26. Mustofa, A. (2019, May 22). OMG! 9,8 persen remaja di Bali alami gangguan mental. Radar Bali.
  27. Nissa, R.S.I., & Anggraeni, S.P. (2019, October 30). Peduli kesehatan mental remaja, PBKI Bali teliti permasalahan generasi muda. Suara Merdeka.
  28. Nyoman, D.R.I. (2013). Kaum muda Bali: Harapan vs. kenyataan. PIRAMIDA: Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. 9 (1), 24–33.
  29. Papalia, D.E., Feldman, R.D., & Martorell, G. (2015). Experience human development. McGraw-Hill Education.
  30. Patinus, P., Parwadi, R., & BSEP, D. (2013). Kenakalan remaja di kalangan siswa-siswi SMPN 07 Sengah Temila Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak. J urnal Program Magister Ilmu Sosial Universitas Tanjungpura, 1 (1), 1–15.
  31. Perwitasari, D.T., Nurbeti, N., & Armyanti, I. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkatan stres pada tenaga kesehatan di RS Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2015. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura, 2 (3), 553c561.
  32. Pinto, A.C.S., Luna, I.T., Silva, A.de A., Pinheiro, P.N.da C., Braga, V.A.B., & e Souza, .M.A. (2014). Risk factors associated with mental health issues in adolescents: A integrative review. Revista Da Escola de Enfermagem, 48 (3), 555–564. doi: 10.1590/S0080-623420140000300022.
  33. Polit, D., & Beck, C.T. (2014). Essentials of nursing research: Appraising evidence for nursing practice (8th Ed.). Lippincott Williams & Wilkins.
  34. Pratiwi, J., & Undarwati, A. (2014). Suicide ideation pada remaja di Kota Semarang. Developmental and Clinical Psychology, 3 (1), 24–34.
  35. Prihantini, D. (2013). Problem psikososial pada remaja yang orang tuanya merantau [Bachelor's Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta]. Institutional Repository of Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/26791/
  36. Racine, N.M., Riddell, R.R.P., Khan, M., Calic, M., Taddio, A., & Tablon, P. (2016). Systematic review: Predisposing, precipitating, perpetuating, and present factors predicting anticipatory distress to painful medical procedures in children. Journal of Pediatric Psychology, 41 (2), 159–181. doi: 10.1093/ jpepsy/jsv076.
  37. Sari, N.Y., Keliat, B.A., & Susanti, H. (2019). Cognitive behaviour therapy for anxiety in adolescent with early prodromal of psychosis at boarding school. BMC Nursing, 18 (S1), 33. doi: 10.1186/s12912-019-0360-0.
  38. Sasmita, H. (2018). Peningkatan kesehatan jiwa remaja melalui Usaha Kesehatan Jiwa Sekolah (UKJS) di SMU 12 Kota Padang. Menara Ilmu, XII (6), 111–118. doi: 10.33559/mi.v12i6.835.
  39. Sriasih, N.G.K. (2015). Permasalahan remaja dan penanggulangnnya. [Data Set]. http:// repository.poltekkes-denpasar.ac.id/6283/
  40. Statistics Indonesia, Bappenas, & UNFPA. (2018). Indonesian population projection 2015-2045. Statistics Indonesia.
  41. Stuart, G.W. (2013). Principles & practice of psychiatric nursing 10th ed (10th Ed.). Elsevier Mosby.
  42. Suara Dewata. (2018, March 10). Berturut-turut kasus bunuh diri di Bangli, siswi SMP tewas gantung diri. Suara Dewata.
  43. Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta, CV.
  44. Sumara, D., Humaedi, S., & Santoso, M.B. (2017). Kenakalan remaja dan penangannya. Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 4 (2), 129–389. doi: 10.24198/jppm.v4i2.14393.
  45. Wang, B., Deveaux, L., Lunn, S., Dinaj-Koci, V., Li, X., & Stanton, B. (2016). The influence of sensation-seeking and parental and peer influences in early adolescence on risk involvement through middle adolescence. Youth & Society, 48 (2), 220–241. doi: 10.1177/0044118X13487228.
  46. Wasserman, C., Hoven, C.W., Wasserman, D., Carli, V., Sarchiapone, M., Al-Halabí, S., Apter, A., Balazs, J., Bobes, J., Cosman, D., Farkas, L., Feldman, D., Fischer, G., Graber, N., Haring, C., Herta, D.C., Iosue, M., Kahn, J-P., Keeley, H., . . . Poštuvan, V. (2012). Suicide prevention for youth - A mental health awareness program: Lessons learned from the Saving and Empowering Young Lives in Europe (SEYLE) intervention study. BMC Public Health, 776 (2012). doi: 10.1186/1471-2458-12-776.
  47. World Health Organization. (2017). WHO: Adolescents and mental health. World Health Organization.
  48. World Health Organization. (2019). Adolescent mental health: Time for action. World Health Organization.
  49. Wiguna, T., Anindyajati, G., Kaligis, F., Ismail, R.I., Minayati, K, Hanafi, E., Murtani, B.J., Wigantara, N. A., Putra, A.A., & Pradana, K. (2020). Brief research report on adolescent mental well-being and school closures during the COVID-19 Pandemic in Indonesia. Frontiers In Psychiatry, 11, 598756. doi: 10.3389/fpsyt.2020.598756.
  50. Wiguna, T., Manengkei, P.S.K., Pamela, C., Rheza, A.M., & Hapsari, W.A. (2016). Masalah emosi dan perilaku pada anak dan remaja di Poliklinik Jiwa Anak dan Remaja RSUPN dr. Ciptomangunkusumo (RSCM), Jakarta. Sari Pediatri, 12 (4), 270. doi: 10.14238/sp12.4.2010.270-7.
  51. Wulandari, A. (2014). Karakteristik pertumbuhan perkembangan remaja dan implikasinya terhadap masalah kesehatan dan keperawatannya. Jurnal Keperawatan Anak, 2 (1), 39–43.
  52. Zulaikha, A., & Febriyana, N. (2018). Bunuh diri pada anak dan remaja. Jurnal Psikiatri Surabaya, 7 (2), 62–72. doi: 10.20473/jps.v7i2.19466.

How to Cite

Astutik, W., & Dewi, N. L. M. A. (2022). Mental Health Problems Among Adolescent Students. Jurnal Keperawatan Indonesia, 25(2), 85–94. https://doi.org/10.7454/jki.v25i2.848