Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
VIEWS: 91
Published: 2020-11-27

Stress within Families of Patients with Psychotic Disorders: Initial Study

Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran, Jatinangor 45363
Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran, Jatinangor 45363
Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran, Jatinangor 45363
family psychotic stress

Abstract

Psychotic disorders are the most severe form of mental illness. The family is the primary supporter of patients with psychosis; as such, the family is likely to experience stress when caring for psychotic patients and assisting in their recovery. Data analysis regarding stress within families could inform the types of support that family members receive. This study aimed to determine stress within families of psychotic patients in Garut, Indonesia. A descriptive study was carried out using a quantitative approach. The samples collected were of the families who visited an outpatient clinic in Garut. A purposive sample of 70 respondents using the Slovin formula (10%) was recruited. Data were collected using the 42 Depression Anxiety Stress Scale (DASS) questionnaire, and univariate analysis was conducted. Results showed that 5.7% of the respondents experienced medium stress, 54.4% experienced mild stress, 41.4% did not experience stress, and only one person (1.4%) experienced severe stress. The findings suggest that families with psychotic patient experience stress. Further research is recommended to examine the factors and levels of stress within families of long-term acute psychotic patients.

 

Abstrak

Stres dalam Keluarga Pasien dengan Gangguan Psikotik. Gangguan psikotik adalah bentuk penyakit mental yang paling parah. Keluarga adalah pendukung utama pasien yang menderita psikosis,keluarga cenderung mengalami stres ketika merawat pasien psikotik dan membantu dalam pemulihan mereka. Analisis data mengenai stres keluarga dapat menginformasikan jenis dukungan yang diterima anggota keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui stres keluarga dengan pasien psikotik di Garut, Indonesia. Studi deskriptif dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel yang dikumpulkan adalah dari keluarga yang mengunjungi klinik rawat jalan di daerah Garut. Sampel purposive dari 70 responden menggunakan rumus Slovin (10%) yang direkrut. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner 42 Depression Anxietystress Scale (DASS) dengan melakukan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5,7% responden mengalami stres sedang, 54,4% mengalami stres ringan, 41,4% tidak mengalami stres, dan hanya satu orang (1,4%) mengalami stres berat. Dapat disimpulkan dari temuan bahwa keluarga dengan pasien psikotik
mengalami beberapa bentuk stres. Penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk memeriksa faktor-faktor dan tingkat stres keluarga dengan pasien psikotik akut lama.

Kata Kunci: keluarga, psikotik, stres

References

  1. Arnedo, J., Svrakic, D.M., Del Val, C., Romero-Zaliz, R., Hernández-Cuervo, H., Fanous, A.H., Fanous, A.H., . . . Zwir, I. (2015). Uncovering the hidden risk architecture of the schizophrenias: Confirmation in three independent genome-wide association studies. Am J Psychiatry, 172 (2), 139–153. https://doi.org/10.1176/appi.ajp.2014.14040435.
  2. Green, M.F., Horan, W.P., & Lee, J. (2015). Social cognition in schizophrenia. Nature Reviews Neuroscience, 16 (10), 620. Retrieved from https://www.nature.com/articles/nrn4005.
  3. Handayani, L., & Nurwidawati, D. (2013). Hubungan pola asuh dan ekspresi emosi keluarga dengan kekambuhan pasien skizofrenia di
  4. Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, 4 (1), 24–30. http://dx.doi.org/10.26740/jptt.v4n1.p24-30.
  5. Health Department of Garut. (2016). Profil kesehatan Kabupaten Garut tahun 2016. Garut: Health Department of Garut.
  6. Indriana, Y., Kristiana, I.F., Sonda, A.A., & Intanirian, A. (2010). Tingkat stres lansia di panti werda “Punca Gading” Semarang. Jurnal Pikologi, 8 (2), 87–96. doi: 10.14710/jpu.8.2.87-96.
  7. Keliat, B.A., Akemat, A., Daulima, N.H.C., & Nurhaeni, H. (2011). Keperawatan kesehatan jiwa komunitas: CMHN (Basic Course). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
  8. MacFarlane, M.M. (2013). Family therapy and mental health: Innovations in theory and practice. London: Routledge, Taylor & Francis.
  9. Ministry of Health Republic of Indonesia. (2013). Riset kesehatan dasar tahun 2013. Jakarta: National Agency of Health Research and Development, Ministry of Health Republic of Indonesia.
  10. Mubin, M.F., & Andriani, T. (2017). Gambaran tingkat stres pada keluarga yang memiliki penderita gangguan jiwa di RSUD DR. H. Soewondo Kendal. Prosiding Seminar Nasional & Internasional PPNI Jawa Tengah, 1, 299–302. Retrieved from https:// jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/898.
  11. PH, L., Daulima, N., & Mustikasari, M. (2018). Relaksasi otot progresif menurunkan stres keluarga yang merawat pasien gangguan jiwa. Jurnal Keperawatan Indonesia, 21 (1), 51–59. https://doi.org/10.7454/jki.v21i1.362.
  12. Riandita, A.A. (2018). Tingkat stres ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus (Undergraduate Theses, Departement of Psychology). Malang: Faculty of Psychology, University of Muhammadiyah Malang. Retrieved from http://eprints.umm.ac.id/39238/
  13. Rohman, A. (2010). Hubungan antara tingkat stres dan status sosial ekonomi orangtua dengan perilaku merokok pada remaja. Jurnal Psikologi, 1–20. Retrieved from https://psikologi.or.id/psikologi-sosial/hubungan-antara-tingkat-stres-dan-status-sosial-ekonomi-orang-tua-dengan-perilaku-merokok-pada-remaja-2.htm.
  14. Saragih, S., & Indriati, G. (2016). Gambaran tingkat pengetahuan dan sikap keluarga tentang perawatan pasien resiko perilaku kekerasan
  15. di rumah. Jurnal Online Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, 1 (1), 1–8. Retrieved from https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/3529.
  16. Sitinjak, L. (2016). Gambaran tingkat kecemasan keluarga dalam merawat klien dengan gangguan skizoprenia yang berobat jalan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sukatani Kabupaten Purwakarta tahun 2013. Jurnal akademi keperawatam husada karya jaya, 2 (1), 28. Retrieved from http://ejurnal.husadakaryajaya.ac.id/index.php/JAKHKJ/article/view/26/25.
  17. Strohmeier, H., Scholte, W.F., & Ager, A. (2018). Factors associated with common mental health problems of humanitarian workers in south sudan. PloS One, 13 (10), e0205333–e0205333. doi: 10.1371/journal.pone.0205333.
  18. Suryani, S., Komariah, M., & Karlin, W. (2014). Persepsi keluarga terhadap skizofrenia. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 2 (2), 124. https://doi.org/10.24198/jkp.v2i2.75.
  19. Tiur, I., Simanjuntak, M., & Daulay, W. (2006). Gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatra Utara, Medan. Jurnal Keperawatan Jiwa, 2 (1), 18–26. Retrieved from http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/21162.
  20. Tough, H., Siegrist, J., & Fekete, C. (2017). Social relationships, mental health and wellbeing in physical disability: a systematic review. BMC public health, 17 (1), 414. https://doi.org/10.1186/s12889-017-4308-6
  21. Wulansih, S., & Widodo, A. (2008). Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dengan kekambuhan pada pasien skizofrenia di RSJD Surakarta. Berita Ilmu Keperawatan, 1 (4), 181–186. http://journals.ums.ac.id/index.php/BIK/article/view/3732.
  22. Wardaningsih, S., Rochmawati, E., & Sutarjo, P. (2016). Gambaran strategi koping keluarga dalam merawat pasien skizofrenia di Wilayah
  23. Kecamatan Kasihan Bantul. Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 10 (1), 55–61. Retrieved from https://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/view/1562.
  24. Wood, C.S., Valentino, R.J., & Wood, S.K. (2016). Individual differences in the locus coeruleus-norepinephrine system: Relevance to stress-induced cardiovascular vulnerability. Physiology & Behavior, 172, 40–48. doi: 10.1016/j.physbeh.2016.07.008.

How to Cite

Nurlainah, L., Rafiyah, I., & Maulana, I. (2020). Stress within Families of Patients with Psychotic Disorders: Initial Study. Jurnal Keperawatan Indonesia, 23(3), 210–216. https://doi.org/10.7454/jki.v23i3.963